Memperingati Hari Ibu

Memperingati Hari ibu

Sebagai seorang anak, kita berkewajiban agar ibu kita selalu berbahagia. Kita merayakan mereka, bukan karena sebagaimana termaktub di atas. Bukan karena mereka berani mengangkat senjata seperti Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Bukan karena mereka bangkit memperjuangkan hak-hak perempuan seperti yang dilakukan oleh Kowani (Kongres Wanita Indonesia). Bukan pula karena mereka menjadi pemimpin bangsa sebagaimana dilakukan oleh Maria Ulfah yang menjadi menteri wanita pertama kali tahun 1950.

Kita persembahkan Hari Ibu/Mother's Day karena selama sembilan bulan kita bersemayam dalam rahim ibu kita; karena mereka berteriak dan berdarah-darah saat melahirkan ke dunia ini; karena mereka selama dua tahun memberi kita ASI penuh dengan kesulitan dan kurang tidur; karena mereka mengantarkan kita ke masa balita penuh dengan rasa cemas; karena mereka menyekolahkan kita dengan banting tulang dan rintihan do'a, karena mereka membimbing kita akan mendapatkan pekerjaan; dan karena tetap menyanyangi kita hingga akhir hayat.

Yang paling utama adalah, kita melakukannya, karena perintah Allah Swt: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. . Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Israa[17] : 23) Dan tentu saja untuk berbuat baik itu tidak harus menunggu tanggal 22 Desember setiap tahun sekali, melainkan tiap hari, bahkan tiap detak jantung kita.

Dan salah satu cara kita berbuat baik terhadap mereka adalah mengabadikan kasih sayang mereka itu dalam bentuk tulisan. Sebab, dengan menuliskan perjuangan mereka membesarkan kita, kejujuran mereka dalam menasehati kita, kedisiplinan dan keadilan mereka dalam membentuk karakter kita, dan masih banyak prinsip-prinsip atau pun nilai-nilai yang mereka berikan kepada kita, merupakan sebuah sarana agar mereka menjadi buah tutur yang baik sebagaimana Nabi Ibarahim Alaihis salam pinta: "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian." (QS. Asy-Syu'ara [26]: 84)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS